Bupati Mukhlis Basri Panen Padi Perdana Benih Penangkaran di Buay Nyerupa Sukau

Bupati Lampung Barat Drs. Hi. Mukhlis Basri ikut bersama warga panen perdana padi di Lahan kelompok tani P3A Way Warkuk, kegiatan temu lapang penangkaran benih padi jenis mekongga di Pekon Buay Nyerupa Kecamatan Sukau Senin (13/10).

Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Bidang Dinas Tanaman Pangan  Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Lampung Ir. Eko Diah beserta rombongan, Wakil Bupati Drs. Hi. Makmur Azhari, Kepala BPS, Camat, Peratin, Ketua KTNA, ketua kelompok tani dan masyarakat di Kecamatan sukau.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung Eko Diah mewakili Kepala Dinas Pertanian mengatakan Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah sentra produksi tanaman pangan, khusus untuk padi dan jagung. Berdasarkan Angka Tetap BPS tahun 2013 produksi padi Lampung Mencapai 3.207.002 ton GKG yang menempati urutan ke-7 se indonesia dengan konstribusi 4% dan jagung mencapai 1.760.278 ton pipilan kering menempati urutan ke-3  se indonesia dengan kontribusi 10% terhadap produksi nasional, sedangkan kedelai 6.156 ton yang terus menurun produksinya bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Dilanjutkannya, Produksi padi Kabupaten Lampung Barat mencapai 116.771 ton GKG menempati urutan ke-11 dengan konstribusi 3,64 % terhadap produksi gabah Provinsi Lampung. Tahun 2014 target produksi padi Provinsi lampung sebesar 3.341.978 ton, seluas 174.625 ha, dan sasaran produksi tahun 2015 padi 3.356.775 ton GKG, untuk jagung 1.928.703 ton gKG, sedangkan kedelai 10.281.ton GKG. Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan berbagai upaya seperti sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT).

Pada tahun 2014 ini lambar mendapatkan alokasi kegiatan penangkaran dari anggaran APBD 2014 seluas 10 ha sedangkan pada tahun 2013 mendapat alokasi dari APBN seluas 50 ha, dan diharapkan kelompok-kelompok penakar ini terus eksis dalam penyediaan benih pada tahun-tahun berikutnya.

Bupati Lampung Barat dalam sambutannya menyampaikan berbagai tantangan dalam mewujudkan swasembada pangan. “Kita sering berbicara mengenai swasembada pangan, dalam mencapai swasembada cukup sulit, salah satu untuk mencapai swasembada pangan adalah ketersediaan varietas bibit unggul. Dimana orang Lampung biasanya tidak pernah memikirkan bibit-bibit, biasanya bibit yang disebar tahun lalu,  itulah yang disebar. Pola pikir yang harus dirubah dan  dengan keberadaan kelompok tani, BP4K, PPN, maka anggota kelompok tani harus aktif sehingga diharapkan masyarakat dapat mengikuti perkembangan pertanian saat ini, bukan dengan selalu mengandalkan cara tradisional lagi.

Selain permasalahan bibit unggul dan bibit yang sudah lulus sertifikat, untuk mencapai swasembada pangan yang lebih penting lagi adalah ketersediaan air. “Adanya kemarau yang panjang ini, Alhamdullilah  airnya masih bisa diatur oleh P3A dengan baik. Untuk mengatur ketersediaan air ini diharapkan semua pengguna air harus memiliki kesadaran, bahwa ini adalah kepentingan bersama-sama,” ujarnya.

Dalam menjaga ketersediaan air yang lebih terpenting lagi adalah menjaga sumber-sumber air. Bagaimana adanya ketersediaan air apabila hutan digundulkan untuk saat ini bagaimana kita menghijaukan kembali.  Dengan program HKm yang diluncurkan oleh pemerintah yang sangat membantu masyarakat. Dimana masyarakat di perbolehkan untuk menanam kopi tetapi juga dengan menanam buah serta pelindung hutan sehingga penghijauan tetap dilakukan, dan menjaga sumber-sumber air agar tetap terjaga.
Untuk mewujudkan swasembada pangan masyarakat diharapkan masyarakat dapat menerapkan penggunaan bibit unggul, menjaga ketersedian air, irigasi yang baik, musim tanam tepat waktu, dan juga mengikuti petunjuk-petunjuk PPL, serta mengikuti pelatihan-pelatihan untuk memaksimalkan hasil panen guna mewujudkan swasembada pangan tersebut. @MahameruFMLiwa

0 Response to "Bupati Mukhlis Basri Panen Padi Perdana Benih Penangkaran di Buay Nyerupa Sukau "

Posting Komentar