Sudah Benarkah Pakaian Adat Dibadan Anda ?

Ini pakaian Sultan,didampingi "jamma Khamah dengan menggunakan sarung gantung dan kopiah, Wajib bagi masyarakat adat jika dalam acara adat,minimal  pakai sarung gantung dan kopiah ( foto dokumentasi EGC) 

Selasa,23 September 2014 salah satu kegiatan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Kabupaten Lampung Barat tahun 2014 adalah Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Lampung Barat . Acara ini dihadiri Anggota DPRD,Pejabat Sipil,TNI/Polri,serta Undangan lainnya. Yang menarik salah satunya adalah dalam undangan tersebut tertulis Pejabat Sipil Berpakaian Adat . Nah ada yang bertanya ke Radio Mahameru FM Liwa tentang Pakaian Adat yang dikenakan di acara tersebut, dan Radio Mahameru FM Liwa selanjutnya menghubungi Endang Guntoro Canggu dari Lamban Ugokhan Batin Canggu Kepaksian Pernong untuk bertanya tentang Pakaian Adat .

Foto Raja / Depati dengan selempang ke kanan plus serong gantung kekanan ( sedang dalam tugas sebagai pepatih lapah ) foto Budi Marta Utama 
"Kalau di Kepaksian Pernong kita tertib dengan pakaian adat yang dikenakan,tapi kalau di luar Pernong saya kerap melihat tidak tertib alias kacau balau," kata Endang dengan tersenyum. "Ada seorang Minak memakai pakaian Sultan, ada Kimas memakai pakaian Raja, malah terkadang Sultannya memakai Sarung Gantung Biasa....Nah, sebenarnya salah satu materi persoalan yang disampaikan pada saat Hippun Agung tahun 2012 silam adalah mensoalkan pakaian dibadan tersebut,kalau di Kepaksian Pernong hal itu sudah lama berjalan tertib, tapi di Paksi lain sampai sekarang belum,"!ujar Endang .

Lebih lanjut Endang menambahkan bahwa untuk para Anggota DPRD Lampung Barat dan para Pejabat Sipil itu tidak boleh memakai pakaian Sultan, harusnya mereka memakai "pakaian ni jamma khamah"(orang biasa) yaitu : Jas tutup,sarung gantung dan kopiah khas Lampung biasa. Tapi hal tersebut sepertinya tidak dipahami, banyak terlihat yang memakai pakaiannya Sultan,Raja/Depati. Ya, butuh sosialisasi dari Saibatin masing-masing Paksi untuk soal tata titi adat, mulai dari "Keagungan di Lamban, Perangkat Keagungan di Lapahan dan pakaian dibadan" . Dan untuk bisa menertibkan itu sebenarnya Kepaksian Pernong sudah mengambil langkah , yaitu dengan menggelar Hippun Agung pada 2012 yang lalu, namaun hasil Hippun Agung tersebut di tiga(3) Kepaksian tidak tersosialisasikan dengan baik oleh Paksinya  ke masyarakat adatnya," demikian tambah Endang Guntoro Canggu .



Endang juga menjelaskan bahwa kalau di Pernong jas tutup itu adalah pakaian adat,dan sebenarnya warna hitam adalah untuk Raja, Batin, Radin, Minak, Kimas, Mas, sementara untuk Saibatin/Sultan semuanya adalah miliknya, karena Saibatin adalah Pemilik Adat dan Masyarakat Adatnya, pemilik wilayah dan hak ulayatnya, jadi Sultan terserah mau pakai warna apa saja, tapi biasanya Merah,Putih atau Krem(Kekuning-kuningan), terkadang juga hitam.



Contoh pakaian Jamma khamah (sebelah kiri) dan Saibatin Peniakan Dalom Beliau lengkap pakaian Sultan ,(sebelah kanan)
Lebih rinci Endang menjelaskan perbedaan antara Sultan,Raja,Batin dan seterusnya kebawah terletak pada :
1.Kalau Sultan memakai Tukkus berbelalai tidak berekor,memakai serong gantung ke kiri ,memakai bebadung dalom (ikat pinggang besar), pemanohan minimal 2(pusaka) dan selempang dari kanan ke kiri.
2.Raja/Depati, memakai tukkus berbelalai dan berekor , memakai   serong gantung ke kanan,memakai pemanohan (pusaka), ada yang diperkenankan memakai selempang ke kiri ke kanan, ada yang belum diperkenankan (sesuai jasa terhadap kepaksian)
3.Batin dan seterusnya ke bawah memakai kopiah khas Lampung, memakai sarung gantung tanpa pemanohan (kecuali si pemegang perangkat keagungan).
@MahameruFMLiwa

0 Response to "Sudah Benarkah Pakaian Adat Dibadan Anda ? "

Posting Komentar