Silampukau - Doa 1


Dosa, Kota, & Kenangan adalah LP pertama dari grup folk asal Surabaya, Silampukau. Album yang dikerjakan selama setahun melalui proses home recording yang menyenangkan ini dirilis dalam dua format, yaitu album fisik (CD) dan album digital yang dapat dibeli-unduh melalui iTunes. Tiga liner notes dari Afrizal Malna, Marco Kusumawijaya, dan Nuran Wibisono akan menjadi pelengkap untuk menikmati album ini.


Album penuh pertama bagi setiap musisi adalah sebuah pertaruhan. Bagai sekeping koin, ia bisa bermakna ganda: menjadi batu tapak untuk melangkah ke panggung berikutnya atau justru menjadi batu nisan yang hanya berfungsi sebagai penambat ingatan. Seperti itu pula arti LP Dosa, Kota, & Kenangan bagi Silampukau.

Setelah merilis EP Sementara Ini pada tahun 2009, butuh hampir enam tahun bagi Silampukau untuk menghadirkan album penuh ini ke hadapan para pendengarnya. Masa hiatus selama empat tahun sejak 2010 menjadi salah satu kendala yang berarti. Namun, selama masa vakum tersebut, masing-masing personil Silampukau, Kharis Junandharu dan Eki Tresnowening, melampaui proses panjang yang berakibat pada meluasnya dimensi bermusik Silampukau. Hal tersebut bisa dirasakan dari sepuluh komposisi yang kaya di dalam album ini.

Hampir sebagian besar lagu dalam album ini merupakan refleksi kehidupan orang-orang biasa di Surabaya. Mulai dari penjual miras (“Sang Juragan”), bocah kampung (‘Bola Raya”), musisi indie (“Doa 1”), pekerja urban (“Lagu Rantau”), hingga penduduk komuter dan para pelintas jalan raya yang menjalani hidup ulang-alik (“Malam Jatuh di Surabaya”). Seperti sebuah kolase, potongan kisah-kisah kecil tersebut membentuk sebuah gambaran besar tentang kehidupan sehari-hari di Kota Surabaya.

Keterikatan Silampukau pada kota Surabaya juga menonjol pada dua lagu lainnya seperti lagu “Bianglala” yang bercerita tentang Taman Hiburan Rakyat dan “Si Pelanggan” yang berkisah tentang lokalisasi yang baru saja ditutup, Dolly. Kedua lagu tersebut menjadi penanda memori kolektif atas sebuah lokasi atau peristiwa yang lekat dalam ingatan warga kota.

Tiga lagu lainnya memberikan ruang refleksi bagi sesuatu yang sangat personal, seperti “Aku Duduk Menanti”, “Balada Harian”, dan “Puan Kelana”.

Silampukau merekam album ini melalui proses home recording yang menyenangkan. Selama sebulan penuh, Silampukau merekam kesepuluh materi di Surabaya dan Malang. Sedangkan proses mixing dan mastering dilakukan di Jakarta. Selama pembuatan, Silampukau melibatkan beberapa rekan musisi berbakat yang membuat album “Dosa, Kota, dan Kenangan” memiliki spektrum yang lebih kaya.


Silampukau adalah kepodang, salah satu biduan kondang dari alam raya; adalah cara orang-orang Melayu lampau memanggilnya; adalah duo Kharis Junandharu dan Eki Tresnowening yang berasal dari Surabaya. Dibentuk di akhir 2009, Silampukau berusaha menyanyikan mimpi, protes, perjuangan, semangat, dan geliat kehidupan sehari-hari perkotaan dalam iringan instrumen akustik seadanya. Lagu-lagu sederhana tentang orang-orang sederhana dalam momen-momen sederhana mereka.
@MahameruFMLiwa Silampukau_-_Doa_1.html?

0 Response to "Silampukau - Doa 1"

Posting Komentar