Selama tiga tahun
berturut-turut, The Rain merilis single pada setiap 18 November. Sebuah upaya
menyikapi berbagai keterbatasan dengan menjadikannya sebagai kelebihan.
18 November 2013
The Rain merilis single Terlatih
Patah Hati secara indie, berkolaborasi dengan Endank Soekamti.
Sebelumnya, lagu tersebut ditawarkan ke berbagai label rekaman namun−dengan
berbagai alasan─tidak ada label yang tertarik untuk merilisnya. Tak
kecewa, The Rain merilisnya lewat label mereka sendiri, Heavy Rain Records,
dengan menitipkan distribusi via GP Records.
Terlatih Patah Hati lalu
tercatat sebagai salah satu rilisan The Rain yang paling fenomenal. Ditonton
jutaan kali di YouTube, mendapat nominasi di ajang Anugerah Musik Indonesia 2014, hingga dinobatkan sebagai Song of the Year di ajang
HAI Reader’s Poll Music Award 2014.
18 November 2014
Single Gagal Bersembunyi dirilis,
kembali lewat jalur indie. Dirilis tanpa ekspektasi berlebihan, Gagal
Bersembunyi mendapat airplay yang tinggi di radio seluruh Indonesia. Di
ranah media sosial, hampir setiap menitnya ada yang men-tweet penggalan
lirik lagu ini dari berbagai penjuru Indonesia, selama berbulan-bulan. Awal
2015, Gagal Bersembunyi dinominasikan sebagai Single of the Year di
ajang Indonesian Choice Awards yang digelar oleh NET.
Pertengahan 2015
The Rain mulai merekam sebuah
lagu baru untuk dirilis pada 18 November 2015. Lagu yang diberi judul Penawar
Letih ini menuturkan cerita yang berbeda dari Terlatih Patah Hati dan Gagal
Bersembunyi, namun memiliki pesan penyemangat yang sama: Menertawakan getirnya
hidup akan memperingan langkah. Dipilih menjadi penutup trilogi, Penawar Letih
terinspirasi dari hiruk-pikuk kehidupan di kota besar yang menyisakan banyak
cerita.
Suasana swadaya terlihat kental
di penggarapan trilogi ini, terutama pada Penawar Letih. Setelah menyepakati timeline
dan menyocokkan jadwal pribadi masing-masing, kuartet asal Jogja ini mulai
bergerak. Seluruh proses yang ada, mulai dari workshop, rekaman hingga mixing
dan mastering, dari pengerjaan artwork hingga rilisan pers, dari desain website
hingga pengerjaan merchandise terbaru, dan berbagai hal lainnya, dilakukan
secara bergotong-royong.
Lewat trilogi 18 November
2013-2015 ini, The Rain ingin membuktikan bahwa─terlepas
dari bagaimanapun kondisi industri musik Indonesia─selalu ada cara untuk berbicara lewat karya, tanpa
mencari sensasi lewat hal-hal tidak penting. Karena salah satu pertemuan yang
paling indah di dunia adalah pertemuan lewat karya. Jabat erat!
0 Response to "Penawar Letih: Penutup Trilogi 18 Nopember The Rain "
Posting Komentar