Berbeda dengan kebanyakan band yang menghadirkan satu single, satu mini album atau album, LOUGUE memilih mengeluarkan tiga single sekaligus (Malam, Itu Kamu, Jatuh Cinta) yang mereka labeli dengan Trilogy Single Awal. Dibalut secara sederhana, LOUGUE seolah berkisah layaknya sebuah cerita bertalian.
Jika dirangkai tiga judul single milik LOUGUE itu memang bisa dirangkum menjadi satu kalimat yang berbunyi, “Malam itu kamu jatuh cinta.” Secara tersirat temanya tentu bisa ditebak yakni soal Cinta. Satu tema umum yang biasa diusung oleh musisi kebanyakan.
Akan tetapi, band yang diperkuat hanya oleh dua personel yakni Yuda Prihantoro (vocal dan gitar) dan Fahrie Shiyam (drum) mengklaim makna yang diusung dalam tiap lagunya bisa lebih beragam. Tak melulu berkutat soal jatuh cinta hubungan emosional antara sepasang insan.
Yuda mencontohkan pada lagu Jatuh Cinta, ternyata bisa dimaknai sebagai perasaan seorang atheis yang akhirnya menemukan kedamaian pada Sang Pencipta.
Sementara pada lagu Malam dan Itu Kamu, LOUGUE seolah enggan menyiratkan makna apa yang terkandung didalamnya. “Biar kan orang yang memaknainya. Nikmati saja,” ujar Yuda.
Yang jelas enggan di cap main aman ke jalur yang lebih umum, LOUGUE mengungkapkan bahwa musik yang dihasilkannya merupakan buah dari pikiran apa yang mereka rasakan saat itu. Layaknya hidup dan pemikiran yang terus berkembang, LOUGUE seolah enggan berkutat pada satu jenis genre musik.
LOUGUE pun dengan tegas mengatakan karya musik sebagai karya yang bebas untuk diinterpretasikan dan dinikmati siapapun. Karena pemikiran LOU belum tentu sama dengan pemikiran GUE. “Atas dasar perbedaan itulah LOUGUE berkarya,” ujar Yuda.
Jika dibandingkan dengan karya-karya sebelumnya, tiga lagu single tersebut memang cukup berbeda. Terutama pada lagu Malam dan Jatuh Cinta nuansa yang diusung lebih kalem serta easy listening.
Saat kali kemunculannya di 2013 lewat lagu Quiet, kemudian di 2014 lewat Pecundang, LOUGUE doyan menghentak dengan balutan distorsi crunchy. Layaknya mengibarkan panji era alternative music, tema yang diangkat juga menyangkut permasalahan sosial yang easy listening.
Tema tersebut kembali diteruskan lewat lagu berjudul Enjeline. Sebuah nama yang mengingatkan kita kembali pada tragedi pembunuhan anak bernama Enjeline yang terjadi beberapa waktu lalu. Yuda mengakui lagu tersebut merupakan bentuk kemuakan LOUGUE kepada para predator kekerasan terhadap anak-anak.
Sampai saat ini mereka masih berjalan di jalur indie, dimana mereka memproduksi dan memasarkan karyanya secara indie. @MahameruFMLiwa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "LOUGUE Bercerita Soal Trilogi dalam Tiga Single "
Posting Komentar