Syahdan di Kerajaan Sekala Brak dulu dipimpin oleh seorang Raja yang cakap lagi bijaksana, seluruh isi negri makmur, sandang pangan berlimpah ruah.Raja sangat di cintai rakyatnya. Raja dan keluarga besarnya tinggal di Lamban Gedung, sebuah rumah panggung yang megah dan luas,yang di halaman belakangnya membentang hamparan sawah dan pegunungan asri dengan jejeran pohon bambu berbaris rapi.
Bukan hanya itu, di belakang Lamban Gedung pun terdapat sumber mata air yang sangat jernih dan melimpah ruah, menurut cerita sumber air ini tidak pernah kekeringan, bahkan kala kemarau tiba. Tak ada yang tau persis dari mana sumber airnya. Para putri Raja sangat senang bermain dan mandi di sini, karena Raja memiliki tujuh orang putri maka sumber air tersebut di rawat dan di buat kolam pemandian dengan tujuh buah pancuran yang bisa digunakan oleh ketujuh putri. Kolam pemandian inipun di beri nama Salui Pitu yang artinya pancuran tujuh.
Pada suatu ketika,Kerajaan Sekala Brak di landa musim kemarau berkepanjangan, sawah ladang kering terbengkalai, ternak mati, begitu juga dengan rakyat sekala brak, banyak yang menderita kelaparan karena kekurangan bahan pangan. Alkisah seluruh isi negri bersedih, wajah-wajah berubah muram, tak ada harapan, sementara hujan yang mereka nantikan tak kunjung tiba.
Raja sangat sedih melihat penderitaan rakyatnya,ia mengerahkan seluruh orang kepercayaan, menempuh hutan belantara mencari sumber air yang bisa di manfaatkan oleh rakyat sekala brak.Akan tetapi semua pulang dengan sia-sia, tak seorangpun dari mereka menemukan sumber air.
Melihat sang ayah sedang dalam kesusahan para putri pun sepakat, membiarkan kolam pemandian mereka di gunakan untuk kepentingan bersama, siapapun bisa memanfaatkan tempat tersebut asal di rawat dan di jaga kebersihannya.
Mendengar keputusan para putrinya, raja sangat terharu dan bahagia, maka segera ia membuat pengumuman bahwa siapa saja boleh mandi dan memanfaatkan air di Salui Pitu tersebut. Sejak saat itu salui pitu selalu ramai di kunjungi oleh warga dari berbagai pelosok pekon/ desa. Dan karena ketulusan budi para putrid raja, maka salui pitu di berkati para dewa. “barang siapa yang mandi dan mensucikan diri di salui pitu, ia akan di berkati kecantikan dan ketulusan hati seperti para putri raja”
“ kalau kamu mau secantik putri raja, mandilah ke salui pitu sekarang juga”
(Kisah ini ditulis oleh Elly Darmawanti dari bersumber cerita masyarakat setempat, kemudian diterbitkan dalam versi berbahasa Lampung dalam buku Kumpulan Cerita Buntak "Tumi Mit Kota yang ditulis bersama Elly Daramwanti dan Udo Z Karzi ) foto2 #dutasuhanda @MahameruFMLiwa
Home » Batu Brak »
Budaya »
Wisata
» Mau Secantik Putri Raja, Mandilah ke Salui Pitu di Batu Brak Lampung Barat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Mau Secantik Putri Raja, Mandilah ke Salui Pitu di Batu Brak Lampung Barat"
Posting Komentar