29 Mei kemarin adalah genap 8 tahun terjadinya luapan banjir lumpur panas Sidoarjo yang populer dengan sebutan Lumpur Lapindo atau Lusi ( Lumpur Sidoarjo). Tentu masyarakat masih ingat semburan lumpur panas ini menyebabkan kawasan pertanian ,pemukiman dan perindustrian di 3 kecamatan di sekitrarnya jadi tergenang. Aktivitas perekonomian pun jadi sangat terganggu akibat nya.
Sifaur Rosyid / Gus Rosyid warga Kabupaten Lampung Barat yang bermukim di kecamatan Pagar Dewa sedih dan geram mengingat kejadian yang juga memrusak kampung halamannya tersebut. “ Kampung halamanku tenggelam ,juga makam guru besarku dan luapan lumpur itulah yang juga menelantarkan saudara2ku.Luapan lumpur Lapindo juga memciptakan keresahan. “ Susah sekarang , tambak yang merupakan ladang usaha sehari- hari keluarga mulai kena polusi pencemaran , hasil produsi udang windu sudah tidak seperti dulu lagi ditambah sekarang suasana mencekam di hantui ketakutan.
“Rumah saya masih ada di desa Permisan termasuk peta terdampak 1 1/2 km dari arah tanggul terakhir lapindo dan masih di huni warga dengan keadaan terpaksa karena belum dapat ganti rugi. 6 km ke timur laut 100m ke selatan tanggul sungai berantas 300m ke utara tambak dan 1500m dari sumber Lumpur yang panas menyengat! ", kata Gus Rosyid . "Saya lahir di Kampung Permisan kecamatan Jabon. "Di desa Permisan itu ada dua(2) saudara perempuanku, dua(2)saudara kakak laki-laki dan satu(1) adik laki-laki ,di Sidoarjo semua begitu , makam kedua orang tua saya, keluarga dari ibu di Reno Kenongo kecamatan Porong dan adik sepupu semua tenggelam oleh lumpur, satu(1) lagi paman saya KH Nur Kholis di desa Besuki kecamatan Jabon saat ini pindah ke Pandaan karena rumah sudah ditenggelamkan Lusi (Lumpur Sidoarjo).
Gus Rosyid yang jebolan IAIN Sunan Ampel Surabaya (1993) tersebut juga menceritakan bahwa rumahnya hanya berjarak 3 km dari rumah pelawak Doyok Darmaji. Luapan dahsyat lumpur tersebut juga menenggelamkan kedua Makam orang tua nya Doyok. Ada makam dan situs agung yang tenggelam termasuk makamnya almaghfurloh KH Drs. Anas Al Ayubi SH al Hafidz al muhaddis (mantan ketua NU dan Rois Syuriyah PKB kabupaten Sidoarjo ) . Gus Rosyid mengaku kalau almarhum adalah guru besar pembimbing spiritualnya !".
Dampak sosial Luapan lumpur tersebut mengantarkan keponakan-keponakan Gus Rosyid semua jadi aktifis pembela rakyat Sidoarjo dan bahkan ada murid ngaji Gus Rosyid yang jadi anggota DPRD kabupaten Sidoarjo , Jawa Timur tahun 2014 ini dari partai nya wong cilik , semua merangsek maju menjadi pembela , pembawa aspirasi masyarakat korban lumpur , demikian kata Gus Rosyid yang sejak muda hingga sekarang terkenal vokal . " Maklum dulu aktif dalam berbagai organisasi waktu di desa !" tambah Gus Rosyid yang 17 tahun mondok di berbagai Pesantren , seperti Pondok Pesantren (Ponpes) Roulotul Ulum Sidoarjo, Ponpes Al Falah Kediri, Ponpes Ringin Agung Kediri dan Ponpes Manba'ul Huda Slatri Malang .
Kini Gus Rosyid melanjutkan kiprahnya di Kabupaten Lampung Barat , Lampung . Tahun 1995 masuk pekon Giham Kecamatan Sekincau ngajar di MTs Pampangan dan MI di Sunur dari tahun 1996 sampai 1998 . Gus Rosyid juga pernah buka usaha meubel ukir jati Jepara di jalur dua Way Halim, Bandar Lampung. Sehari -hari Ustad ini adalah petani Kopi Organik di Pekon Mekarsari, Kecamatan Pagar Dewa, Lampung Barat ,sambil terus berdakwah dari kampung ke kampung sampai sekarang. ( duta suhanda @MahameruFMLiwa)
Home » Nasional »
Pagar Dewa
» Lusi Porak Porandakan Keluarga Ustad dari Pagar Dewa, Lampung Barat .
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Lusi Porak Porandakan Keluarga Ustad dari Pagar Dewa, Lampung Barat ."
Posting Komentar