Mengobati Dengan "SUNTIK CINTA", Filosofi Unik RU+SAK BAND

Kota Probolinggo? Kalau Anda ditanya tentang letak geografisnya, bisa jadi bakal buru-buru buka internet cari informasi.  Sebagai kota kecil di Jawa Timur, Kota Probolinggo lebih dikenal sebagai gudang mangga enak. Lalu bagaimana ceritanya tiba-tiba muncul satu band dangdut potensial, namanya unik, personelnya juga bukan musisi biasa. Penasaran?

RU+SAK BAND. Saran kita, jangan langsung mencak-mencak dulu mendengar namanya. Saran saya lagi, simak dulu lagunya, kenali personelnya dan Anda akan tahu, ada makna yang berbeda di balik nama yang terkesan “negatif’ itu. Pertama, Ru+sak adalah kependekkan dari Rumah Sakit. Betul, karena ternyata semua personelnya adalah karyawan di RSUD Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Kedua, filosofi namanya unik: hati yang gembira adalah obat. Karena ketika di Rumah Sakit, mereka ingin berbagi kegembiraan lewat musik, dan itu bisa menyembuhkan.

Terbentuk 12 Juli 2011, RU+SAK BAND kini diawaki oleh Manis [vocal], Amin [lead kibor), Dodo [kibor],  Rio [gitar], Teguh [bass],  Hendra [drum],  Afa [gendang], dan Yeye [tamborin]. Ketika pertama terbentuk, namanya adalah Health Maker Band, sebelum berubah menjadi Ru+sak Band atas usul         Dr. Bambang Agus Suwignyo,MMKes yang merupakan Direktur RSUD Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Lahir dari kesamaan hobi bermusik Dodo dan Amin, sampai akhirnya mereka repot-repot mencari karyawan lain di bagian berbeda yang bisa bermusik untuk membuat satu band utuh. Kesempatan pertama tampil “hanya” sebagai penggembira di salah satu acara 17an. Lambat laun, nama mereka mulai berkibar pelan-pelan sampai akhirnya jadi salah satu langganan tampil di acara musik di Kota Probolinggo dan sekitarnya.

Mengusung Dangdut Mix – karena banyak pengaruh musik lain, seperti rock, blues, reggae yang masuk - RU+SAK BAND akhirnya mendapat peluang untuk rekaman di Jakarta. Siapa sangka, band dari Kota Probolinggo yang jarang disebut-disebut di ranah musik nasional, akhirnya melahirkan album utuh 8 lagu bertajuk SUNTIK CINTA dengan music director Ully Dalimunthe? Tunggalan pertamanya ‘Suntik Cinta’ siap menjadi virus yang menyegarkan. Lagu ciptaan Amin ini bertutur tentang seseorang yang patah hati berkali-kali, dan susah untuk merasakan kembali jatuh cinta. Meski sudah “disuntik” dengan semangat, dan dukungan dari sana-sini, ternyata cinta memang tak mudah lahir kembali. Bukan ending yang enak memang. Vokal Manis yang renyah, membuat lagu ini terdengar centil, menggemaskan dan lucu.

Kami sengaja memberi judul lagu-lagu kami dengan istilah-istilah rumah sakit, karena setiap hari istilah itu kami dengar. Ketika kami jadikan judul lagu, ternyata pas dan malah terdengar menarik,” jelas Amin, pencipta mayoritas lagu di album ini.

Simak saja judul-judul lagu yang termaktub di album debut mereka: ‘Suntik Cinta’, ‘3 Kali Sehari’,  ‘Bius Aku’,  ‘Obat Galau’,  ‘Resep Cinta’,  ‘UGD [Untung Gue Dapet]’,  ‘Bukan Dokter Cinta’,  dan ‘Kau Sakiti Aku’. “Seperti judul-judulnya, kami hanya ingin memberikan kegembiraan ketika mendengar lagu-lagu yang judulnya unik, liriknya mungkin pernah dialami semua orang, dan aransemennya simpel. Senang-senang bersama,” tegas Dodo, ikut sumbang suara. Mereka juga sudah membuat klip yang digarap oleh Dedi Ginanjar Raksawardana dari Jakarta, dengan lokasi kota Probolinggo.


Kesederhanaan RU+SAK BAND, ternyata malah jadi kekuatan yang “berbahaya” di album ini. Kalau kemudian lagu-lagunya jadi “racun” di telinga kita, jadi virus yang menggoyangkan badan kita, dan jadi obat yang mengobati luka hati kita, RU+SAK BAND-lah pelakunya. Kota Probolinggo kali ini mengejutkan.
@MahameruFMLiwa  

0 Response to "Mengobati Dengan "SUNTIK CINTA", Filosofi Unik RU+SAK BAND "

Posting Komentar