Hanya Dia, Saat Siti Coba Menafsir Tentang Arti Cinta Yang Sebenarnya.

‘Kekasih’ yang satu ini sangatlah luar biasa. Sebab ‘DIA’ memiliki cinta dan lautan maaf seluas langit bumi bahkan lebih.

Tema lagu cinta teramat biasa didendangkan para penyanyi dangdut Indonesia. Namun tema cinta yang dilantunkan Siti Rahmawati kali ini, sangatlah beda.
Lama tak terdengar kabarnya, penyanyi dangdut yang dikenal sebagai Siti KDI tersebut, kembali hadir di blantika musik Tanah Air. Namun bukan sekadar hadir, ia datang dengan kualitas beda lewat tembang berjudul Hanya Dia, Siti coba menafsir tentang arti cinta yang sebenarnya.
Tinggal di Turki sejak menikah di tahun 2011 silam, Siti pun rindu menyambangi Indonesia, negeri tercinta. Maka, sebagai langkah awal ia coba menyapa kembali para penggemarnya dengan lagu anyarnya tadi.
Lagu ini bukan lagu biasa. Meski sekilas terkesan Siti bicara tentang arti seorang kekasih, yakni kekasih yang patut dicintai sepenuh hati. Namun jika ditelaah lebih dalam lagi, kekasih yang dimaksud Siti bukanlah kekasih seperti pada umumnya.
Dia adalah ‘kekasih yang berbeda’. Tak bisa dibandingkan dengan siapapun, di manapun dan kapan pun. Dia adalah Sang Kekasih yang memiliki cinta dan lautan maaf melebihi bentang dunia.
Ya, lagu ini adalah puncak tertinggi dari serangkaian buku karya filsuf Islam berkebangsaan Turki, Ahmed Hulusi.
Buku berjudul Decoding The Quran, inilah sumber yang dijadikan Siti sebagai kekuatan lagunya. Sang pedangdut menggubah lagu ini ke dalam lirik Indonesia, setelah sebelumnya dilantunkan penyanyi asal Turki, Mustafa Ceceli.
Lirik-lirik yang sarat dengan pesan religi ini, menjadikan Siti berbeda saat melengkingkan cengkok dangdutnya.
Dinyanyikan dengan dua versi bahasa yakni Indonesia dan Turki, Siti mencoba menjembatani karya besar Ahmed Hulusi agar diterima oleh publik Indonesia dan Turki, tentunya.
….Yang nyata hanya DIA…jika kau ingin meihat..hanya DIA yang ada..jika diri kau tinggalkan….
Sepenggal lirik tadi, menjadi benang merah yang diusung Siti dengan lagu anyarnya ini. Meski mengusung pesan religi namun Siti tiada terkesan berkotbah. Ia bernyanyi dengan penuh penghayatan disertai iringan musik yang tetap kental irama melayunya.
Gesekan biola Henry Lamiri mempermanis lagu yang diaransemen Alper Altuntoprak dan Hendro Saky ini. Dipadu pukulan gendang nan rancak khas musik melayu, maka menyimak lagu Siti bagai mendengar sebuah ‘irama surga’ yang apik, tenang dan syahdu.

Makna Lagu
Siti di lagu ini bukan sekadar menyanyi. Lebih dari itu, ia menafsir makna yang dituangkan Ahmed Hulusi dengan penuh penghayatan.
Jika dicermati, lirik pertama tembang ini mengusung makna terdalam ayat Quran, Surat Al-Baqarah ayat 115 yang artinya, “Maka kemana pun kami menghadap di situlah wajah Allah SWT”. Dan makna lirik kedua, mengacu pada Surat Al-Anfal ayat 17 yang artinya, “Dan bukanlah kamu yang melempar, tapi Allah lah yang melempar”.
Di simpul inilah Siti mencoba menjelajah alam pikir manusia tentang kehidupan jasmaniah yang didorong ego manusia.Adanya  pikiran bahwa apa yang kita lakukan adalah karena ‘kita’ sebenarnya salah besar. Sebab semua adalah kehendak Allah semata.
Siti mencoba beda kali ini. Ia bernyanyi dalam cakram dakwah yang begitu halus, samar namun terasa mengena. Di cengkok vokalnya yang merdu, Siti bagai kejutan di jelang akhir tahun.

Sekali lagi, ia bukan sekadar menyanyi melainkan bicara dengan hati, mengingatkan sekaligus mengagungkan kebesaran Sang Pencipta lewat bait nada bertajuk Hanya Dia.
@MahameruFMLiwa  

0 Response to "Hanya Dia, Saat Siti Coba Menafsir Tentang Arti Cinta Yang Sebenarnya."

Posting Komentar