Tumaritis Adalah Harapan....Max Havelaar

Setelah menyelesaikan seluruh proses rekaman, akhirnya Max Havelaar akan mengeluarkan debut full album-nya di awal Februari 2016. Debut album yang berisikan 9 lagu akan dilepas dalam bentuk fisik dan digital. Setelah melepas single “Suara Kita Suara Tuhan”, Max Havelaar mengeluarkan single “Tumaritis” untuk perkenalan debut albumnya. Lagu Tumaritis yang berdurasi 6 menit 57 detik ini direkam dengan memakai musisi tamu: Akbar dari Efek Rumah Kaca di drums dan Ria Septiani dari Are You Alone di suara langgam.  Lagu ini di-mixing oleh Ario Hendarwan, di-mastering oleh Indra Q dan artwork dikerjakan seniman dari Bandung: Rere.

Lirik lagu “Tumaritis” adalah tentang pertanyaan dan kegundahan tentang bagaimana konsep perikehidupan yang sering kita terima seringkali berseberangan dengan kondisi yang kita hadapi. Dari dulu kita banyak menerima cerita dari orang tua, guru, buku-buku dan kitab-kitab tentang kerukunan,  keramahan dan kehebatan bangsa kita.  Tapi ketika kita dihadapkan dengan berbagai peristiwa pembunuhan, perusakan dan pelarangan atas nama politik, agama dan moral, banyak pertanyaan yang terus menggantung di benak kita.

Tumaritis adalah mitologi di dalam dunia pewayangan yang secara turun temurun diturunkan oleh leluhur kita. Tumaritis adalah tempat idaman dimana semua kebaikan (juga keburukan) hidup berdampingan secara harmonis. Tumaritis adalah tempat dimana kita bisa hidup ideal,  berdampingan satu sama lain tanpa pernah merasa takut akan perasaan untuk ditindas.

Max Havelaar adalah:

dedidude: vocal dan gitar
Muhammad Asranur: keyboard dan piano
David Q Lintang: gitar
Teddy Satrio: Bass
Timur Segara: Drums

Max Havelaar terbentuk pada awal tahun 2010 di Jakarta.  Berawal dari bertemunya Dedi dengan Asra (Pandai Besi, Monday Math Class, Fever To Tell) yang saling bertukar referensi musik dan akhirnya sepakat untuk membentuk sebuah band. Pertemuan pertama tersebut berlanjut dengan diskusi untuk penambahan personil. David adalah orang pertama yang terpikir untuk mengisi posisi gitar, David sendiri sebelumnya sering menjadi partner bermusik Dedi dan sampai sekarang sudah tergabung dengan beberapa band seperti: Float, Pandai Besi, Sopana Sokya, Are You Alone dan menjadi session player di beberapa proyek musik. Selanjutnya Teddy bergabung untuk posisi bass, Teddy adalah seorang Live PA DJ dan produser di M1D1 D4T4.

Belum ada posisi drummer tidak menjadi penghalang untuk membikin lagu dan berlatih, karena Akbar dari Efek Rumah Kaca bersedia membantu. Band tanpa nama beranggotakan 4 orang plus satu orang pemain tamu mulai berlatih dan menghasilkan 4 lagu. Karena dari semula band ini bertujuan untuk langsung melakukan rekaman, maka pada saat itu proses rekaman mulai di lakukan.
Max Havelaar akhirnya adalah nama yang disetujui untuk menjadi nama band. Tidak ada filosofi khusus ataupun arti khusus dari pemilihan nama MAX HAVELAAR, selain bahwa nama ini terinspirasi dari nama novel yang terbit ditahun 1860 dan oleh Multatuli. Ketika dihadapkan dengan target penyelesaian lagu, jadwal latihan rutin dan konsep membangun band dari nol, Max Havelaar dihadapkan pada pemilihan personil dengan status tetap. Setelah berdiskusi akhirnya disepakati Hendra atau biasa dipanggil Cakhend ditawari untuk posisi drum. Hendra sendiri adalah drummer jazz yang sudah menelorkan dua album bersama Notturno. Dengan semangat untuk mencari hal yang baru akhirnya Cakhend  bersedia masuk. Dengan masuknya Hendra proses rekaman 9 lagu untuk debut album mulai dilakukan dan selesai pada penghujung tahun 2015. Setelah selesai proses rekaman debut album, Hendra keluar dan digantikan oleh Timur Segara (Float, Sopana Sokya, Most Famous)
Max Havelaar akan melepas debut full album di awal Februari 2016.

Tumaritis
Music: dedidude, David Q & Teddy Satrio
Lirik: dedidude

Di tanah ini
Dulu orang bilang tanah ini tanahnya malaikat
Senyum, ramah, tawa, peduli, kita terhebat
Kemana hari ini tidak bersisa

Di hari ini
Kita diledek impian penuh akan kedamaian
Mereka kibarkan bendera tak tersentuh akal
Teriakan jargon moralnya tak bermoral

Di ranah ini
Tumaritis terluka dan dia butuh kasih sayang
Ku cinta dia tapi cintaku tidaklah buta
Bergerak sebelum meledak nerakamu

Dimanakah surga itu hilang
Kemanakah hati itu lenyap
Dimanakah sinar itu gelap
Dimanakah?
@MahameruFMLiwa

0 Response to "Tumaritis Adalah Harapan....Max Havelaar "

Posting Komentar