Di Lagu "Dibawah Rembulan" Parahyena Memasukan Unsur Beluk dan Diselipi Lirik Berbahasa Sunda

Parahyena adalah grup musik akustik asal Bandung yang telah merilis 2 single, yakni Penari  (2014) dan Ayakan (2015). Tepat pada 1 Juni 2016 Parahyena akan meluncurkan sebuah single ketiga yang berjudul ‘DI BAWAH REMBULAN’ sebagai penanda akan diluncurkan nya album pertama di akhir bulan Juli 2016.

‘DI BAWAH REMBULAN’ bercerita tentang sepasang manusia yang sedang menikmati ketertarikan satu sama lain, rembulan di analogikan sebagai sosok perempuan dambaan yang memiliki daya tarik tinggi, menenangkan, menerangi dan menonjol diantara hiasan langit lainnya. Suasana malam dibawah sinar bulan membuat kedua insan yang jatuh cinta ini seketika membisu, dan keduanya hanya bisa menatap langit sambil menghitung bintang membuat kenangan yang tak begitu saja dapat dilupakan.

Pada lagu ini parahyena memasukan unsur beluk dan diselipi lirik berbahasa sunda. Beluk adalah seni vokal tanpa iringan instrumen, khas masyarakat sunda yang sekarang ini sudah langka untuk kita temui. Kesenian ini tersebar di wilayah agraris dan terutama di dataran-dataran tinggi, mulai dari Banten, Sumedang dan Tasikmalaya. Parahyena mencoba untuk mengkompromikan unsur tradisi dengan instrumen lain sehingga menjadikannya sebuah karya baru.

Mengapa sunda? Karena sunda adalah hal yang paling dekat dengan Parahyena. Tidak hanya pada single “DI BAWAH REMBULAN” , pada album pertama yang kami beri judul ROPEA, Parahyena pun menawarkan musik yang diperoleh dari unsur-unsur tradisi yang ditransformasikan kedalam bentuk karya musik yang unik.

Jika ingin bernyanyi, bernyanyilah. Jika ingin menari, menarilah. Tapi  jika ingin keduanya ,maka bernyanyi dan menarilah bersama kami.
@MahameruFMLiwa 

0 Response to "Di Lagu "Dibawah Rembulan" Parahyena Memasukan Unsur Beluk dan Diselipi Lirik Berbahasa Sunda"

Posting Komentar